Wednesday, November 9, 2016

Sinopsis SOTUS : The Series Episode 1


  
Diceritakan mahasiswa baru angkatan 2016 (selanjutnya gue sebut maba) sedang menjalani sotus (penjelasan singkat sotus ada diatas yah). Layaknya ospek di Indonesia, dalam panitia ospek tentu ada senior yang baik yang bertugas membimbing maba atau sebut saja Penanggung Jawab (PJ) kemudian  senior yang galak mampus yang bertugas untuk melatih kedisiplinan atau sebut saja Komisi Disiplin (Komdis), dan juga tim medik yang bertugas membantu maba kalau ada yang sakit atau pingsan. Arthit, mahasiswa teknik industri tahun ketiga ini adalah salah satu dari komdis Ia dan salah satu komdis lainnya menjelaskan bahwa mereka (maba) belum dianggap sebagai juniornya di Fakultas Teknik kalau belum mendapat Gear Badge yang merupakan simbol dari Fakultas Teknik. Karena itulah setiap maba harus mengikuti setiap pertemuan/pelatihan yang melatih fisik dan mental yang diadakan oleh komdis tersebut. Untuk lebih mengenal senior-senior di Fakultas Teknik, si komdis memerintahkan maba untuk mengumpulkan 1000 tanda tangan dalam waktu 1 minggu yang pastinya hal tersebut gak gampang. Kongpob (selanjutnya gue sebut Kong) yang mewakilkan keresahan seluruh maba menyatakan keberatan ke P'Arthit karena untuk tanda tangan sebanyak itu waktu 1 minggu itu gak cukupiapun meminta waktu tambahan yaitu 1 bulan. Arthitpun dengan tegas menolak karena tau darimana waktunya kurang sebelum dicoba. Kong pun menantang balik si Arthit “Coba kalau P’ ada di posisi kita, apa P’ sanggup untuk melakukannya tepat waktu?”. Arthit pun dengan nada tinggi berkata bahwa semua ucapannya adalah perintah, kemudian pergi meninggalkan aula bersama komdis yang lain. Berkat keberanian Kong tersebut, ia jadi populer di angkatannya dan juga kalangan senior, namun itu gak berlaku bagi komdis. Gara-gara ulah Kong, anggota Komdis jadi apal mukanya dan jadi bahan mainan mereka. Di kantin, bertebaran tuh maba yang minta-minta tanda tangan termasuk Kong. Kong lagi dikerubungin senior-senior perempuan yang lagi si Kong mintain tanda tangannya. Oia si Kong juga berbaik hati membantu temennya yaitu Em buat dapetin tandatangan karena si Em baru dapat sedikit, karena itulah si Kong punya dua buku. P’Arthit yang melihat Kong punya dua buku kemudian manggil si Kong dan bertanya kenapa. Kong menjawab kalau buku itu punya temennya. P’Arthit nanya balik “Kenapa bukan temanmu aja yang ngumpulin sendiri, huh?”. Kong lagi-lagi menantang balik si P’Arthit “Kan P’ cuman nyuruh kita kumpulin tanda tangan, gak bilang caranya harus gimana kan?”. P’Arthit bertanya ke Kong “Lo udah dapat tanda tangan gue?”. Kongpun menjawab belum. P’Arthit pun mengambil buku tanda tangan Kong terus minta Kong untuk naik keatas meja dan bilang “Aku suka pria” dihadapan semua orang dan juga ia menyuruh Kong untuk mendatangi 10 cowo yang ada disana dan bilang “Maukah kau jadi pacarku?” ke 10 orang tersebut. Kong pun melakukan semua perintah dari seniornya itu. Setelah Kong kembali, P’Arthit pun mengembalikan buku si Kong. Kongpun membuka bukunya dan ia tidak melihat tandatangan P’Arhit, kemudian menanyakannya. P’Arthit pun menjawab “Emang kapan gue bilang mau tandatanganin punya lo?”. P’Arthit menyuruh Kong buat ngembaliin buku temennya terus bilang ke temennya untuk ngumpulin tanda tangan itu sendiri dan juga si P’Arthit sempet bercandain Kong dengan bilang dia mau ngasih ‘rok’ ke Kong. Kong pun mulai kesal dan gaterima dengan perlakuan seniornya tersebut. Di aula, komdis lagi ngasih pertanyaan-pertanyaan yang ga rasional yaitu berapa jumlah maba tahun ini. Udah pasti gada satupun yang bisa jawab disana. Disaat P’Arthit lagi marah-marah karena ga ada satupun yang bisa jawab, Kong ngasih sapu tangan gitu ke cewe sebelahnya (entah lagi keringetan apa nangis dah tu cewe gangerti gue haha). P’Arthit langsung nyamperin si Kong. P’Arthit nyuruh Kong jawab pertanyaannya. Kong pun bilang dia gatau karena dia gapernah ngitungin. P’Arthit pun bilang “Gue ga peduli lo ngitungin atau gak, pokoknya apa yang gue tanya lo harus bisa jawab. Ngerti?”. Kong pun mengiyakan. P’Arthit kemudian mengeluarkan Gear Badge dan memperlihatkan ke seluruh maba. Ia berkata bahwa Gear Badge ini penting dan merupakan bentuk pengakuan bahwa maba diterima di fakultas teknik ini, kemudian P’Arthit bertanya kepada Kong “Kongpob, kalau gue ga kasih lo gear ini, apa yang bakal lo lakuin?”. Kong awalnya diam dan bingung mau jawab apa. P’Arthit pun pas Kong ga merespon hendak kembali ke barisan komdis tapi tetiba si Kong pun menjawab “Aku akan mencurinya...kalau kamu tidak memberikannya kepadaku aku akan mencurinya”. Para anggota komdis didepan pada heran, P’Arthit nanya balik ke Kong “Terus gimana cara lo mengambilnya?”. Kong pun menjawab “Aku akan membuat kau jadi milikku, orang-orang bilang kalau kita punya pasangan, apa yang dimilikki pasangan kita itu milik kita juga kan. Jadi kalau kau jadi milikku, gear badge ini juga akan jadi milikku”. Pas mendengar ucapan Kong, P’Arthit langsung emosi dan megang kerah baju Kong (hampir mau di bogem)yang kemudian dicegah oleh salah satu anggota komdis. P’Arthit bilang ke Kong “Boleh juga keberanian lo, kita liat aja ntar apa lo bisa ngebuktiin omongan lo apa gak, tapi gear ini masih ada sama gue dan gue bisa memerintahkan apa yang gue mau, SQUAT 200x sekarang juga!!!”. Di lokasi yang berbeda yaitu lapangan, maba dikumpulin lagi sama komdis. Kali ini komdis marah-marahin maba karena telat ngumpul dimana janjinya jam 4.00 tapi mereka datang jam 4.18. Sebenarnya sih bukan salah maba-nya tapi emang si maba ini sebelumnya ada kelas, jadinya yah telat (biasa deh komdis, suka nyari-nyari kesalahan maba wkwk :3). Setelah komdis marah-marah, P’Arthit mau menunjuk satu maba untuk menjawab pertanyaan yang dia kasih dimana kalau orang itu gabisa jawab, semua maba bakal dihukum. Kong pun menjadi perwakilan maba yang dipanggil P’Arthit. P’Arthit nanya-nanya tentang jumlah mahasiswa teknik seperti pertanyaannya yang kemarin, Kong pun menjawab dengan tepat. P’Arhit kayak nyari-nyari kesalahan gitu deh terus nyuruh Kong ngitung berapa orang yang hadir di pertemuan hari ini. Si Kong ngitung dah tuh dari 1 sampe 162. P’Arthit pun nanya 54 orang yang lain kemana dan kenapa ga dateng(jurusan teknik industri ada 216 orang btw). Kong pun terdiam. P’Arthit kayak puas gitu terus bentak-bentak “tuh liat temen kalian, dia gabisa jawab pertanyaan gue. jadi lo semua gue...”. Sebelum P’Arthit melanjutkan omongannya, Kong pun menjawab “54 orang itu gakemana-mana kok, walaupun mereka ga ada disini tetapi mereka telah mengirimkan hati dan jiwanya”. Maba yang lain pun heboh gitu. P’Arthit kesal, kemudian berkata “Ohhh...temen-temen lo baik ya, gue harap pemberian hati dan jiwa mereka itu cukup untuk buat kalian semua lari 54 putaran. Kong pun memotong ucapan P’Arthit dan berkata “Tidak P’, mereka mengirimkannya hanya padaku karena aku telah memberikan seluruh hatiku padamu, jadi aku butuh sesuatu untuk mengganti kekosongan itu”. P’Arthit langsung menyuruh Kong buat lari lapangan 54x sendirian. Ketika Kong baru berlari 7 putaran, ia diberhentikan sama P'Fang dari tim medisP'Fangmemberikannya air minum dan menyuruh Kong berhenti karena perintah dari komdis berlebihan. P’Arthit datang tuh nyamperin si Kong terus nanya kenapa ia berhenti lari padahal belum selesai. Kong pun menjawab “P’Fang menyuruhku untuk berhenti, P’Fang kan seniorku juga jadi aku harus mendengar ucapannya. Apakah aku salah?”. P’Arthit pun berkata kepada Kong “Oh jadi omongan lo yang tadi cuman omong kosong. Sungguh memuakkan. Suasana pun memanas diantara mereka berdua~

Credit by : https://karinews94.blogspot.co.id

No comments:

Post a Comment